Evan Dimas dan Ilham Udin terancam dicoret dari daftar nama penggawa Timnas Indonesia. Keduanya dikabarkan tetap berangkat ke Malaysia untuk berkarier di klub Selangor FA. Jika PSSI benar-benar mencoret, maka Luis Milla mungkin bakal sibuk mencari pengganti Evan.
Pasalnya, gelandang Bhayangkara FC itu merupakan salah satu aset penting bagi skuat Garuda. Jika tak diantisipasi sejak dini, bisa jadi semakin sulit menggapai target apik di Asian Games 2018.
Timnas tanpa sosok Evan Dimas memang sebuah kerugian. Kehadiran Evan dalam setiap laga Garuda terbilang sangat bernilai. Bukti ini begitu terasa saat skuat Merah Putih ditahan Vietnam di SEA Games 2017.
Permainan Timnas U-22 tampak kurang berkembang ketika kehilangan Evan sehingga berakhir tanpa gol. Dikutip dari kompas.com (22/8/2017), sang pengatur serangan terpaksa absen lantaran akumulasi kartu kuning di laga sebelumnya. Akibatnya, kualitas permainan Timnas pun menurun.
Hanya saja, skor kacamata tersebut sempat disorot sejumlah media negara tetangga. Media vietnam menyayangkan timnasnya gagal mengalahkan Indonesia. Terlebih Vietnam kian mendominasi pertandingan setelah Hanif Sjahbandi mendapat kartu merah di menit ke-62. Sedangkan media Malaysia menilai Indonesia berhasil menjaga peluang untuk maju ke semifinal.
Dari berbagai ulasan media tersebut dapat disimpulkan bahwa ketidakhadiran Evan tampaknya tidak terlalu membahayakan, kendati bakal memberikan berpengaruh cukup besar. Lantas apa solusinya? Tentu mencari pengganti yang pas.
Pemain yang siap menempati posisi Evan sudah pasti banyak, tapi memilah gelandang yang berkarakter seperti arek Suroboyo itu mungkin bukan perkara sepele. Dari sekian nama pemain di Liga 1 Indonesia, tampaknya ada satu sosok yang cukup layak diberi kesempatan bergabung di Timnas.
Yan Pit Nasadit, demikian nama wonderkid asal Papua yang bisa menjadi solusi hilangnya Evan Dimas dari daftar Timnas. Pemain 21 tahun ini digadang-gadang bakal menjadi pengatur serangan di skuat Persipura Jayapura. Ia diyakini sebagai playmaker masa depan bagi tim Mutiara Hitam.
Bahkan Yan Pit kerap dipercaya sang pelatih untuk menggantikan posisi Osvaldo Haay apabila sibuk di Timnas. Torehan bersejarah pernah dibukukannya saat mencetak gol ke gawang tim asal Belanda, sekitar dua tahun lalu.
Dikutip dari tabloidjubi.com (12/5/2015), bersama anak-anak Papua lainnya Yan Pit bertarung menghadapi Brabant United U-19 di BLC Sportpark de Merendonk, Belanda. Bermain di suhu 14 derajat celcius, mereka berhasil menang 2-0 setelah sebelumnya juga unggul dengan skor yang sama saat menekuk Rosmalen OJC.
Ketika bertandang ke markas Brabant United, Yan Pit ikut mencatatkan namanya di papan skor bersama Marinus Manewar, rekannya yang di kemudian hari dipanggil Luis Milla. Yan Pit sendiri juga pernah berseragam ‘Garuda di dada’ saat terpilih menjadi pemain Timnas Pelajar U-18 pada 2014 silam asuhan Maman Suryaman.
Hingga kini ia belum pernah lagi dipanggil ke Jakarta, meski penampilannya kian impresif. Tak kurang Yan Pit sudah mengarungi PON 2016 di Jawa Barat dan berlaga bersama Persipura U-21 hingga sekarang ditarik ke tim senior Mutiara Hitan.
Yang cukup mengejutkan adalah saat ia bersama dua rekannya dari Papua pernah terbang ke Eropa dan sempat menjalani trial di sana. Dikutip dari beritasatu.com (14/11/2017), klub Benua Biru yang dituju adalah Apollon Kalamarias, raksasa liga Yunani.
sumber: bbs